Jakarta, Infosiar.com — Tim khusus yang dibentuk Kapolri yang telah menetapkan Ferdy Sambo (FS) pada kasus pembunuhan Brigadir J, membuat Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo terus mendapat pujian dari masyarakat.
Sedangkan istitusi kepolisian yang di komandoinya, saat ini masih terus diuji hingga dapat mengungkap kasus ini secara terbuka dan trasfaran kepada masyarakat sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
Ketua Setara Institute, Henardi dalam tulisannya mengatakan, ini
membuktikan bahwa diplomasi kejujuran, transparansi dan kinerja berbasis data telah mengantarkan pada kesimpulan dan fakta dengan bukti permulaan yang cukup bahwa telah terjadi pembunuhan atas Brigadir J yang melibatkan FS.
Ia mengatakan, pada awalnya Polri sempat terkesan sangat berhati- hati, karena peristiwa tersebut menyangkut perwira tinggi Polri yang juga berprestasi dan adanya suatu upaya menghalangi proses penegakan hukum (obstruction of justice). Belum lagi semburan informasi menyangkut kasus ini yang sangat massif membuat proses penyidikan sempat terhambat.
“Di tengah menurunnya kepercayaan publik pada institusi Polri, kasus ini sungguh menjadi ujian terberat bagi Kapolri, meskipun akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo lulus dari ujian ini,” ujar Hendardi yang lahir 13 Oktober 1957 lalu.
Menurut pria yang dikenal sebagai aktivis HAM menjelaskan,
pengungkapan keterlibatan FS dalam peristiwa pembunuhan ini menjadi pembelajaran sangat penting bahwa oleh faktor-faktor tertentu, anggota Polri dan juga penegak hukum lainnya, dapat saja terlibat suatu perbuatan yang melanggar hukum.
Dijelaskannya, dalam sebuah korps, naughty cop dan clean cop akan selalu ada. Tetapi, sebagai sebagai sebuah instrumen penegakan hukum, institusi Polri tetap harus menjalankan tugas legal dan konstitusionalnya menegakan keadilan. Polri harus diawasi dan dikritik tetapi sebagai sebuah mekanisme tentu harus dipercaya.
Langkah maju Polri dalam penanganan kasus ini, lanjut Hendardi, telah memutus berbagai spekulasi dan politisasi yang mengaitkan peristiwa ini dengan banyak hal di luar isu pembunuhan itu sendiri.
“Meskipun motif pembunuhan itu mungkin belum terungkap, tetapi penetapan tersangka atas FS telah memusatkan kepemimpinan penyidikan Polri mengalami kemajuan signifikan dan memutus politisasi oleh banyak pihak yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan politik dan keamanan,”kata pria pemilik kumis dan jenggot putih itu. (Diah)